Dr. Fahrul Abd Muid, MA (Foto: Istimewa) |
Penulis adalah Dosen IAIN dan Sekretaris ICMI Kota Ternate-Maluku Utara
Alafanews - Nama Prabowo Subianto sangat membumi dikalangan rakyat Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Karena Prabowo sudah pernah ikut pemilihan Presiden di setiap Pilpres selama tiga kali dan semuanya mengalami kekalahan atau gagal untuk menang. Pada Pilpres 2009 Prabowo berpasangan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri yang di singkat dengan sebutan Mega-Pro dan hasilnya mengalami kekalahan yang tidak menyenangkan atau tidak menggembirakan rakyat Indonesia yang ikut memilih pasangan ini. Dan, pada pemilu tahun 2014, Prabowo kembali maju sebagai Capres dan berpasangan dengan Hatta Rajasa sebagai Cawapresnya, dan hasilnya adalah terulang kembali dengan mengalami kekalahan yang tidak menyenangkan. Kemudian pada pemilu tahun 2019, Prabowo kembali maju sebagai Capres dan berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai Cawapresnya, dan hasilnya tetap terulang kembali mengalami kekalahan yang lagi-lagi tidak menyenangkan dan menggembirakan rakyat Indonesia yang telah memberikan pilihan suara kepadanya. Dalam setiap pemilihan Presiden yang diikutinya, Prabowo Subianto berhasil memperoleh dukungan yang signifikan dari sebagian masyarakat pemilih Indonesia. Meskipun belum berhasil meraih posisi tertinggi di negara ini, perjalanan politiknya telah mencatatkan sejarah yang menarik dalam demokrasi Indonesia. Prabowo Subianto, dengan pengalamannya sebagai tokoh politik dan mantan perwira militer, terus berperan aktif dalam mempengaruhi arah politik dan kebijakan di Indonesia. Meskipun perjalanan politiknya belum mencapai tujuan akhir yang diinginkan, karier politiknya hingga tiga kali maju sebagai capres dan Cawapres menunjukkan dedikasi dan ketekunan dalam mewujudkan visi dan misinya untuk Indonesia.
Lalu, bagaimana “mangko putih” melihat peluang Prabowo sebagai Capres yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres di Pilpres 2024? Di atas kertas berpotensi menang dan dalam penglihatan “mangko putih” terlihat dengan jelas nama Prabowo berpeluang besar untuk sukses dalam Pilpres 2024, lebih-lebih sejumlah pengamat survei sepakat dengan pegamatan “mangko putih” surveinya bahwa peluang Prabowo-Gibran pada Pilpres kali ini cukup besar untuk kemudian hasilnya akan mengalami kemenangan dan sangat menggembirakan rakyat Indonesia yang memilihnya. Alasannya, karena Pilpres kali ini tidak ada kandidat “petahana” yang akan mengganjalnya sebagaimana yang terjadi pada Pilpres tahun 2019. Karena berdasarkan jumlah partai politik dan gabungan partai politik yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran sangat besar jumlah kursinya yakni 261 kursi. Belum lagi saat ini posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang sangat berdampak luar biasa untuk kemudian menambah kuatnya popularitas dan elektabilitasnya.
Berdasarkan “mangko putih” lembaga survei bahwa adanya trend peningkatan elektabilitas yang menunjukkan angka yang positif untuk keterpilihan pasangan Prabowo-Gibran dan selalu naik angka surveinya dan hasilnya masih saja nomor satu dari kedua pasangan lainnya. Posisi Prabowo berada pada “wustha” (posisi tengah) yang sangat di untungkan secara elektoral, karena pemilih Prabowo sampai dengan saat ini masih sangat ekstrim/setia untuk tetap memberikan suaranya ke pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 dan lebih-lebih untuk pemilih Jokowi yang sampai saat ini masih ektrim/setia dengannya, sehingga dapat dipastikan mereka akan memberikan suaranya untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran karena faktor kepuasan atas kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dalam membuat kebijakan yang dianggap berpihak pada kepentingan rakyat Indonesia. Dan, pada saat yang sama pilihan Prabowo untuk memilih Gibran sebagai Cawapresnya merupakan representatif dari spirit kepemimpinan kaum muda di Indonesia, disamping itu bahwa Gibran adalah anak kandungnya Presiden Jokowi yang tetap saja membawa pengaruh yang luar biasa untuk mengantarkan kemenangan bagi pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres kali ini. Sekedar mengingatkan kita bahwa menurut penglihatan “mangko putih” Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pernah “berkalam” pada saat di wawancara dalam acara yang diberi nama “satu jam lebih dekat bersama Abdurrahman Wahid” di TV One, Gus Dur lalu berkata: “kalau orang yang paling Ikhlas kepada rakyat Indonesia itu adalah Prabowo”. Dan sesuai dengan ramalan Gus Dur tentang Prabowo yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia pada masa usia tuanya.
Kalam Gus Dur ini sudah banyak yang terbukti keshahihannya sepanjang hidupnya dan pasca beliau wafat (allahuyarham) karena derajat Gus Dur banyak orang yang mengatakan bahwa Gus Dur adalah seorang “Waliyullah fii al-siyasah” yang memiliki ketajaman spiritual dalam memandang dan melihat sesuatu yang “Kasysyaf” (tersembunyi) di alam ghaib yang tidak semua orang memiliki kompetensi (kemampuan) untuk mengetahuinya. Boleh jadi Gus Dur telah melihat tanda-tanda dalam diri Prabowo akan menjadi Presiden Republik yang ke-8 sesuai dengan ramalan penglihatan spritual Gus Dur. Maka selanjutnya kita akan membuktikan atas kalamnya Gus Dur pada Pilpres 2024 apakah terbukti atau tidak terbukti bahwa Prabowo akan menang dan terpilih menjadi Presiden atau sebaliknya Prabowo akan mengalami kekalahan kembali yang ke-4 kalinya sebagaimana yang pernah terjadi pada Pilpres 2019. Karena Pilpres 2024 mungkin adalah kesempatan terakhir bagi seorang Prabowo Subianto untuk mencalonkan dirinya sebagai Calon Presiden Republik Indonesia, maka tidak ada pilihan lain pada Pilpres kali ini kecuali dengan mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki oleh pasangan Prabowo-Gibran agar menang dalam Pilpres ini. Disamping penglihatan dalam “mangko putih” penting juga menggunakan kekuatan strategi pemenangan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) agar mendapatkan suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya mendapatkan suara 20 % (dua puluh persen) suara disetiap Provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah Provinsi di Indonesia, maka akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk menang dalam satu putaran Pilpres 2024. Dan, jika tidak ada pasangan calon yang mencapai perolehan suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) dan hanya memperoleh suara terbanyak berdasarkan rangking pertama dan kedua, maka dapat dipastikan bahwa Pilpres 2024 akan terjadi menjadi dua putaran. Sehingga menurut penglihatan “mangko putih” bahwa yang berpotensi besar masuk dalam putaran ke-2 Pilpres adalah pasangan Prabowo-Gibran sementara untuk pasangan calon yang lain adalah sama-sama memiliki peluang yang sama untuk menemani pasangan pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres untuk putaran ke-2.
Tradisi kontestasi dalam Pilpres di Indonesia biasanya tidak akan lepas dari tradisi penglihatan “mangko putih” terhadap potensi kemenangan dalam meraih kekuasaan tertinggi di negeri ini, maka dapat dipastikan dalam Pilpres ini pemegang otoritas “mangko putih” juga terjadi persaingan yang sangat ketat diantara mereka untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam memainkan kekuatan yang dimiliki oleh “mangko putih” atas pasangan calon siapa dan nomor urut berapa yang akan menang dalam Pilpres kali ini. Maka guru spritual sebagai pemilik “mangko putih” yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia karena memiliki daya tarik tersendiri dan pasti laku di pasaran Pilpres hari ini. Oleh karena itu, banyak pilihan dan bertingkat-tingkat kesaktian ilmunya bagi pemilik “mangko putih” untuk dijadikan kekuatan spritual yang akan menopang kemenangan pasangan calon tertentu untuk meraih kekuasaan yang sah dan legal dalam Pilpres ini. Biasanya tanda-tanda yang dimunculkan oleh penglihatan dalam “mangko putih” pada saat dimainkan kaefiyyat (tatacaranya) oleh pemiliknya yang kemudian diberikan penjelasan seperti ini, bahwa pasangan ini akan menang tetapi harus ekstra kerja keras karena banyak tantangan yang akan dihadapi. Penjelasan “mangko putih” juga adalah bahwa pasangan ini berpotensi menang asalkan banyak-banyak berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan harus memperbanyak bersedekah dengan cara menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin dan sebagainya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penglihatan “mangko putih” terhadap ke-3 pasangan calon yang ada, bahwa semuanya memiliki potensi yang sama untuk menang dalam Pilpres 2024, karena fungsi “mangko putih” ternyata hanya dapat memprediksi adanya potensi menang-menang untuk pasangan calon dalam Pilpres, bukan memprediksi menang dan kalah untuk pasangan calon tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu ‘alam Bishshawab.