Oleh: Andre Sudin
Sekretaris Umum PMII Cabang Ternate Periode 2018-2019
"PMII dan Sahabat mempunyai makna yang berbeda, namun saling bersinergi dalam konsep Aswaja"
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII merupakan Organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya. Berdirinya PMII didasari oleh kemauan kokoh Mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) untuk membentuk suatu wadah mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal Jama'ah (Aswaja).
Kala itu, dimotori oleh 13 tokoh yang berasal dari 9 Kota besar di Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 1960, kader-kader PMII kemudian langsung bergerak menyasar kampus-kampus di Indonesia, yang saat ini telah memiliki ratusan cabang dan ribuan komisariat serta rayon.
Organisasi yang dikenal dekat dengan NU ini, mempunyai ciri khas yaitu "sebutan sahabat." Dimana semua kader dan anggota menggunakan panggilan sahabat ketika saling menyapa satu sama lain. Itu lah yang membedakan PMII dengan organisasi kemahasiswaan pada umumnya.
Menurut Antologi buku NU jilid II, panggilan sahabat tersebut berasal dari Bahasa Arab shohabat. Shohabat memiliki arti kawan atau teman jika diartikan dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan masyarakat milenial menyebutnya sobat.
Sebutan sahabat dalam Islam lebih dekat kita kenal dengan ke empat sahabat Nabi Muhammad SAW yakni, Sahabat Abu Bakar As-Sidiq, Sahabat Umar Bin Khotab, Sahabat Usman, Sahabat Ali Bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat lainnya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa dekat dan selalu mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam menegakan Agama Islam.
Sebutan sahabat digunakan dalam tubuh PMII agar tidak membedakan antara senior dan junior, selain itu agar kader-kader PMII dapat memiliki jiwa seperti sahabat-sahabat Nabi.
Sahabat adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Sahabat adalah orang-orang yang sudah benar-benar menyatu dalam kehidupan kita, selalu ada untuk kita, rasa saling memiliki, dan selalu bisa memberikan suport untuk saling membesarkan.
Namun ingatlah, yang namanya sahabat tetaplah seorang manusia, yang kadang salah, kadang khilaf, punya kepentingan sendiri, dan punya kehidupan sendiri. Maka yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya kita bisa saling mengerti dan saling memahami satu sama lain, karena itulah sesungguhnya inti dari sebuah persahabatan.
"Bahasa persahabatan tak tercermin dalam kata-kata, melainkan dengan arti." (Henry David Thoreau)