TERNATE, ALAFANEWS- BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mengeluarkan peringatan dini cuaca yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dn gelombang tinggi di wilayah Maluku Utara, mulai 27 hingga 29 Oktober 2022.
Koordinator BMKG Malut Djoko Sumardiono menyatakan, peringatan tersebut berdasarkan indeks SOI atau Southern Oscillation Index yang semakin menguat mencapai nilai +18.3 yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Bagian Timur.
Disebutkan, kondisi dinamika Atmosfer terkini kelembaban udara pada lapisan 850 - 500 hPa relatif basah (70–100% ) dan terpantau adanya siklon tropis Nalgae, sehingga menyebabkan terbentuk pola konvergensi dan shearline di wilayah Maluku Utara dan sekitarnya.
"Oleh karena itu, kondisi atmosfer di wilayah Maluku Utara kondisinya cukup labil, sehingga mengakibatkan pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan," ucapnya, Kamis 27 Oktober 2022.
Dikatakan, posisi Siklon Tropis Nalgae Laut Filipina, 12.2LU, 132.0BT (sekitar 1220 km sebelah timur laut Tahuna), Arah Gerak ke Barat, kecepatan 6 knots (11 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan Kekuatan 35 knots (65 km/jam) Tekanan 998 hPa dan diprediksikan kekuatannya akan mencapai 40 knots (75 km/jam) dan tekanan menguat ke 994 hPa.
Dampak cuaca umumnya, kata dia ini hujan ringan hingga sedang dengan potensi hujan sedang hingga lebat terjadi pada siang atau sore, sertta malam dan dini hari. Suhu udara berkisar antara 22-31 ÂșC dan kelembaban berkisar antara 70-100 %. Angin umumnya bertiup dari arah Barat daya-Utara dengan kecepatan antara 4-25 knots.
Hal ini juga, berindikasi munculnya potensi gelombang tinggi dan hujan lebat disertai angin kencang dan petir di sekitar wilayah Maluku Utara dalam periode beberapa hari kedepan," ujarnya.
"Maka dari itu masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin," tambahnya.
Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut.