Oleh: Amanah Upara
Tenaga Ahli DPR-RI
Dalam politik pencitraan politik dibutuhkan, karena pencitraan politik merupakan komunikasi politik yang efektif yang dapat membangun kepercayaan publik terhadap elite politik dan meningkatkan elektabilitas para elite politik yang sedang berkuasa, pencitraan politik juga merupakan kampanye politik yang efektif. Namun pencitraan politik harus berdasarkan kinerja, prestasi dan keberhasilan dalam membangun pembangunan.
Selain itu pencitraan politik tidak boleh menyampaikan informasi hoax, tidak boleh mengada-ada, tidak boleh setingan, dan tidak boleh berpura-pura. Apabila disampaikan informasi tidak benar, mengada-ada dan setingan tidak berdasarkan kinerja maka pencitraan seperti ini sama saja dengan "membuang garam di air laut", tidak memiliki makna apa-apa, karena ketika rakyat mengetahui bahwa itu sebuah kebohongan, setingan, pura-pura, dll; maka pada akhirnya akan dikritisi, sehingga dapat menurunkan ketidak percayaan publik kepada elite yang sedang berkuasa dan tentunya pasti akan menggerus elektabilitas elit politik yang sedang berkuasa.
Di era modernisasi dan teknologi digital saat ini media sosial (Facebook, Instragram, Twitter, dll), merupakan alat kontrol masyarakat (netizen) yang efektif untuk para elite politik yang sedang berkuasa. Para civil society menggunakan media sosial untuk mengkritisi dan memberikan masukan pada elite politik yang sedang berkuasa. Jika pencitraan politik sesuai kinerja dan berhasil membangun pembangunan pasti akan diapresiasi namun sebaliknya jika pencitraan itu tidak sesuai kinerja maka akan dikritik habis-habisan oleh mereka, yang awalnya dipuji tidak lagi dipuji, yang awalnya disanjung tidak lagi disanjung dan yang awalnya mendukung tidak lagi mendukung. Tak jarang di negara-negara demokrasi elite politik sangat takut dengan media sosial, akhirnya berusaha untuk membatasinya karena peran media sosial dapat memperkuat atau menaikkan elektabilitas elite politik yang sedang berkuasa tapi sebaliknya peran media sosial juga dapat menurunkan elektabilitas elite politik yang sedang berkuasa bahkan menjatuhkan elite politik yang sedang berkuasa.
Di era teknologi canggih saat ini setiap kebijakan, sikap, pernyataan, perbuatan, tingkah laku, bahkan kehidupan pribadi para elite politik pasti akan diketahui oleh publik. Oleh karena itu, elite politik yang sedang berkuasa perlu meningkatkan kinerjanya dan perlu jeli dalam membuat pencitraan. Meningkatkan kinerja, membangun pembangunan, menyediakan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan yang berkualitas, mengurangi pengangguran dan kemiskinan merupakan kampanye politik yang efektif bagi para elite politik yang sedang berkuasa. Pada akhirnya pada saat Pemilu masyarakat memiliki kecenderungan untuk lebih memilih para elite yang membuat pencitraan berdasarkan kinerja dan dapat memajukan pembangunan. Sedangkan para elite yang berkinerja buruk, gagal dalam membangun pembagunan, tidak mampu menyiapkan lapangan pekerjaan, tidak mampu mengurangi pengangguran dan kemisikinan pasti tidak akan dipilih dalam Pemilu.